Game Level 11, Hari ke-5 : Pentingnya Aqil Baligh Bersamaan

Bismillah..

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Game Level 11 : Fitrah Seksualitas
Presentasi Kelompok 5 - Pentingnya Aqil Baligh Secara Bersamaan.

🌸 Materi yang dipaparkan tersaji dalam slide berikut : 








🌸 Tanya Jawab : 

1⃣ Pertanyaan dari bunda Dinie

🎙 Boleh dijelaskan bun, bagaimana contoh atau teladan kongkrit dari peran orang tua agar anak mencapai aqil saat baligh?

Apa yang harus dilakukan saat kondisi aqil baligh tidak bersamaan, di mana anak2 telah baligh namun kondisi psikologisnya masih terlihat anak2 sekali? Apalagi sekarang lebih sering kita temukan kondisi seperti itu?

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

🎙 Jawaban :

Terima kasih bunda Dinie atas pertanyaannya 💞.

Kondisi baligh secara alami akan terjadi pada manusia direntang usia tertentu. Namun kematangan aqil terkadang tidak hadir secara bersamaan, bisa jadi setelah bertahun-tahun baligh atau bahkan ketika seseorang telah memasuki jenjang rumah tangga dan menua. Karenanya kita dapat menemui beberapa orang yang secara fisik dewasa namun pola pikir dan sikapnya yang masih kekanak-kanakan. Inilah yang dimaksud aqil dan baligh tidak bersamaan yang tentunya akan sangat berdampak besar bagi kelangsungan hidup yang akan dijalani

Oleh karena itu, inilah peran orang tua sebagai fasilitator, pelatih-pemandu, partner (seperti materi yang telah lalu) fitrah seksualitas anak untuk memperjuangkannya melalui pendidikan.

Pendidikan seperti apa?

1. Pendidikan melalui kurikulum yang sistematis. Artinya otang tua memfasilitasi anak dengan sistem pendidikan formal ataupun non formal sebagai bekal kehidupan mereka. Memperbanyak konsep problem-solving dan kepekaan terhadap permasalahan sosial Sehingga ketika mereka mukallaf (dibebani oleh tanggung jawab syari'ah) sudah mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

2. Melalui nasihat. Ini adalah ruang terbuka bagi orang tua dan anak untuk membicarakan apapun permasalahan yang mereka hadapi. Ketika orang tua melihat ada sesuatu yang kurang pada tempatnya bisa disampikan melalui forum nasihat keluarga. Yang secara lembut lebih mengena ke alam bawah sadar mereka.

3. Melalui keteladanan. Anak akan belajar melalui contoh, teladan yang orang tua nampaknya kepada anak. Kematangan berpikirnya pun akan terbentuk dari apa yang biasa mereka lihat dan rasakan dari pengalaman sehari-hari.

4. Melalui kisah teladan. Orang tua memberikan kisah-kisah teladan kepada anak. Perbanyak kisah Rasulullah dan para sahabat. Karena mereka adalah contoh nyata manusia yang telah baligh dan aqil bersamaan. Beberapa menjadi jenderal perang di usia sangat belia.

5. Melalui penggalian hikmah. Setiap kejadian ada sebab-akibat dan hikmah yang mengiringinya. Selalu ajarkan kepada anak untuk membaca (iqro) dalam keluarga atas apa yang terjadi. Dan pandu anak untuk mengenali ayat-ayat Allah.

6. Melalui hukuman. Pendidikan pun perlu adanya hukuman. Hukuman yang rasional yang bisa diterapkan kepada anak. Misal saat usia 10 tahun tidak sholat, orang tua wajib menghukumnya.

7. Melalui penjagaan kesucian. Orang tua menerapkan pendidikan yang berbasis fitrah.

8. Melalui pelatihan dan pembiasaan. Anak perlu dilatih melalui sebuah proses. Contoh dalam penerapan sholat. Orang tua memberikan pelatihan, contoh dan pembiasaan selama 3 tahun sebelum anak masuk usia 10 tahun saat mereka dikenai hukuman jika tidak melaksanakannya. Membiasakan untuk sholat berjamaanh, mengingatkan sholat tepat waktu, mengajarkan tata cara sholat yanh benar, dsb.

9. Melalui tarbiyah langsung dari Allah. Ketika orang tua sudah berikhtiar dalam pengasuhan dan pendidikan dalam menumbuhkan kematangan aqil anak namun hasil belum sesuai harapan bertawakalah kepada Allah. Dan biarkan Allah yang akan mendidik mereka melalui takdir-takdirnya.

10. Melalui pemberian amanah dan tanggung jawab. Orang tua memberikan amanah dan tanggung jawab sesuai tahapan usianya. Misal mulai latih anak untuk bertanggung jawab terhadap kebutuhan diri sendiri, mulai dari mencuci baju, menyetrika, menyiapkan bekal, menata kamar, dll. Hal ini menjadi pembiasaan dan bekal saat baligh nanti.


2⃣. Pertanyaan dari bunda Desty.

🎙 Pendidikan melalui kurikulum yang sistematis itu contohnya apa kah?slide terkait penyimpangan pembelajaran aqil baligh yang poin 2&3 maksudnya apa kah?🤗

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

🎙 Jawaban :

Terima kasih bunda Desty atas pertanyaannya. ❤

- Contoh pendidikan sistematis adalah orang tua memfasilitasi anak dengan pendidikan formal ataupun non-formal sebagai kehidupan kelak saat mencapai usia baligh. Memasukkan pembelajaran tentang aqil-baligh seperti apa tanda-tandanya, cara bersuci, tata cara beribadah, dsb. Memperbanyak konsep problem solving dna kepekaan terhadap permasalahan sosial. Sehingga ketika mereka mukallah (dibebani oleh tanggung jawab syari'ah) sudah mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

- Maksud dari penyimpangan pembelajaran : Menerapkan kurikulum anak-anak (pedagogi) dan memanggil dengan sebutan saudara-saudara bukan anak-anak.

========

Dunia dan Islam tidak mengenal konsep remaja (adolescence) sampai abad ke 19. Dalam peradaban islam, para sahabat muda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti Usamah bin Zaid , menikah pada usia 15 tahun dan menjadi panglima pada usia 18 tahun. Para ulama dan cendekiawan muslim sudah memiliki peran di masyarakat pada usia 14-16 tahun. Di nusantara, kita mengenal konsep pendidikan aqilbaligh ini ditradisikan para ulama di pendidikan surau dan pesantren.

Islam dan beberapa agama di dunia hanya mengenal konsep sebelum aqilbaligh dan sesudah aqilbaligh.

Dunia pendidikan hanya mengenal pedagogi (pendidikan anak) dan andragogi (pendidikan orang dewasa). Tidak pernah dikenal istilah “remajagogi”. Remaja pada dasarnya sudah masuk kepada masa dewasa (aqilbaligh).

Jadi sangat tepat ketika kita seharusnya menyebut anak-anak yang telah baligh dengan sebutan saudara yang mengisyaratkan mereka telah mempunyai level yang sama dengan orang tua, orang dewasa lainnya. Dan memberikan beban dan tanggung jawab yang biasa di pegang orang tua. Jika memang dirasa belum sepenuhnya mampu, bisa dimulai dengan pengawasan dan bimbingan.

Namun, norma yang berkembang di masyarakat yang membuat sesorang anak baligh masih di anggap masih "anak-anak" sebelum ia bekerja atau menikah.

Contonya ketika anak mulai masuk SMP yang rata-rata sudah baligh bisa dipanggil dengan kata "saudara" atau "teman-teman" bukan "anak-anak" lagi.

Silahkan nanti bunda mencobanya yaa dan lihat apa reaksi anak-anak tercinta saat disejajarkan sebagai orang dewasa ?
😇

3⃣. Pertanyaan dari bunda Lana

🎙 Aqil Baligh adalah keadaan dimana seseorang manusia telah mencapai kedewasaan secara bilogis terutama
kemampuan seksual-reproduktif dan kedewasaan
secara psikologis, emosional, rasional, sosial dan
*finansial*..

Usia aqil baligh sekitar 14-16 tahun, sementara untuk kemampuan finansial di Indonesia ini anak 14-16 tahun secara umum masih sangat tergantung pada orangtua.. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana cara dan peran orangtua dalam mempersiapkan anak sehingga nantinya pada saat memasuki fase aqil baligh, anak sudah mencapai kedewasaan dalam kemampuan finansial?? Karena pada materi saya tidak menemukan persiapan yang perlu dilakukan orangtua untuk kedewasaan anak dalam kemampuan finansial nantinya.. Terimakasih..

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

🎙 Jawaban :

Terima kasih bunda Lana atas pertanyaannya 💜.

Kondisi yang bunda sampaikan memang lumrah terjadi di masyarakat kita.  Dimana anak-anak usia baligh masih sangat tergantung secara finansial kepada orang tuanya. Bahkan ada yang sampai pada masa bekerja dan menikah.

Kembali ke materi di bunda sayang yang telah kita lalui bersama yakni menstimulus anak cerdas finansial.

Orang tua bisa memberikan stimulus sesuai dengan tahapan usianya. Semisal untuk balita bisa diajarkan dengan kegiatan menabung terlebih dahulu. Kemudian bisa dilatih juga berinfak/sedekah, hal ini menumbuhkan sifat empati secara finansial terhadap orang lain.
Saat memasuki jenjang sekolah bisa di pahamkan cara membelanjakan uang dengan efektif dan efisien.
Diusia 8 atau 9 tahun bisa di terjunkan magang kerja. Magang disini memperkenalkan anak terhadap ragam profesi yang nantinya bisa menyokong mereka secara finansial.

Seperti contoh anak bernama Almeyda Nayara menjadi pengusaha sukses saat berumur 10 tahun hanya dengan berjualan slime. Dari sekedar menawarkan slime kepada teman sekolah akhirnya menjadi pengusaha dengan omset jutaan. Atau Iban yang magang sapi sampai ke New Zealand. Kedua anak ini tentu mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuannya. Melatih untuk cerdas finansial sejak dini.

Jadi.. Bunda Lana bisa menerapkan langkah-langkah tadi agar kelak anak bunda Lana sudah merdeka secara finansial saat baligh.

Selamat mencoba dan mengikhtiarkan nya 🤝💰.

4⃣. Pertanyaan dari bunda Masriani

🎙 Bagaiamana sikap orang tua yang terlambat memberikan peran sebagaimana mestinya kepada anak mereka yang aqil baligh. Mungkin faktor sosial yang tabuh dan juga kurangnya pemahaman yang ingin di sampaikan.


〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

🎙 Jawaban :

Terima kasih bunda Masriani atas pertanyaannya. 💖

Senada dengan beberapa pertanyaan di 4 materi yang lalu. Bagaimana jika orang tua terlambat menyadari atau kurang pemahaman karena normal sosial yang berkembang.

Tidak pernah ada kata terlambat bunda. Walau kita merasa terlambat memberikan peran, bersyukurlah bahwa saat ini telah menyadarinya. Langsung mulai untuk mengisinya dengan peran yang ditinggalkan. Jika sekiranya hal tersebut dianggap tabu. Tanamkan pada diri orang tua bahwa itu adalah suatu ilmu yang walaupun secara vulgar harus disampaikan dengan bahasa sebenarnya. Seperti mimpi basah, memang harus di sampaikan seperti apa mimpi basah itu, bagaimana prosesnya, apa yang akan terjadi, apa itu mani apa itu madzi, bagaimana mandi junub yang benar. Ayah atau yang menggantikan selayaknya mempraktikkan langsung tata cara mandi junub di kamar mandi. Dengan praktik akan terekam kuat daripada hanya sebatas teori yang kita sampaikan. Walaupun ini terasa tabu dan agak aneh, namun memang seperti inilah yang harus kita perjuangkan.

Jangan sampai kita jadi orang tua yang lalai, dengan semangat menyuruh anak beribadah padahal dia dalam keadaan junub.

Pemahaman ini kita sampaikan di intern keluarga, jadi norma tabu sepertinya masih bisa di kesampingkan karena kita tidak melibatkan orang di luar keluarga inti.


Semoga berkenan.. Dan semoga kita menjadi orang tua yang mampu menjalani perannya di saat waktu dan kondisi yang tepat. Aamiin 💚

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

🍀 Poin pentingnya adalah bahwa orang tua baik ibu dan anak harus "aware" terhadap perkembangan anak-anaknya. Sehingga bisa mempersiapkan dengan baik ketika anak masuk usia baligh dan mematangkan aqilnya secara bersamaan. 

Persiapan baligh perlu dilakukan oleh ayah dengan anak laki-lakinya dengan membahas masalah mimpi basah. Kemudian ibu bertugas memberi pengarahan seputar haid kepada anak perempuan. Walaupun terasa tabu namun inilah hal penting yang perlu disampaikan kepada anak dengan bahasa sebenarnya agar mereka paham dengan baik.

Sehingga mereka menjadi pribadi yang dewasa secara bilogis dan psikologis, mampu mengikuti tanggung jawab syariah dan sosial yang siap mereka emban. 

Salam sehangat pelukan Ummi,

#Bunsaylevel11
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayang

Comments