Hari Ke-2, Tantangan 10 Hari Game Level 1 : Mohonlah pada-Nya kala hujan menyapa
Bismillah..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kumandang adzan menyambut datangnya awan hitam. Bergumul mengumpulkan energi untuk mencurahkan beban yang dikandungnya. Tetesan hujan yang menambah keberkahan hari Jumat.
Seperti biasa, hujan adalah waktu yang dinanti anak bayi. Jika hujan pasti ada genangan depan rumah. Itu artinya, ada mainan kesukaannya, apalagi kalau bukan "becek-becek" (baca: mainan air digenangan, gaya ngomong becek-becek sambil hentak-hentak kaki 👶)
Hujan tak berlangsung lama. Walau cukup deras dengan angin kencang, sebentar saja sudah mulai reda. Namun tetesan gerimis belum enggan untuk berlalu.
Tak perlu waktu lama, anak bayi sudah gak sabar didalam rumah, sudah minta dibukain pintu.
Aiko :"Ummi...ayok..liat..luar" (sambil berdiri di depan pintu)
Ummi :"Aiko mau ngapain keluar?"
Aiko :"Liat..ujan.."
(Berjalan mendekati dan kemudian mendorong punggung, kiranya agar ummi bangun dari duduk)
Aiko :"Ummi...ayookk..."
Ummi :"Yaa..tapi ummi pakai jilbab dulu..mana ya jilbab ummi".
(Aiko meraih jilbab yang tak seberapa jauh dari jangkauannya)
Aiko :"Inii mii.."
Ummi :"Iya, terima kasih ya ambilin jilbab ummi".
Aiko :"Hu..uh". (Mengangguk)
---
Ceklek...pintu terbuka.
Aiko :"Mi...tetes..tetes
.iyaaa" (Dengan raut minta ijin. Tetes-tetes maksudnya menadahkan tangan ke tetesan air hujan yang jatuh dari atap).
Ummi :"Yaa.. Tapi jangan kejalan ya..masih hujan".
(Namanya juga Aiko, anak bayi comel yang pantang lihat air nganggur 😜)
(Berjalan kecil menjauhi ummi, mendekati genangan air)
Ummi :"Aikoo... Hayoo" (Nada menggoda)
(Terhenti langkah Aiko, tersenyum simpul menoleh ummi)
Aiko :"Mii..aico..becek-becek.."
Ummi :"Pakai topi dulu, masih gerimis"
Aiko :"Topi Baba".
Ummi :"Ya..pakai topi Baba. Topi Baba didalam ya.."
Aiko :"Ini mii.." (secepat kilat menggambil topi dan menyodorkannya)
(Dengan langkah girang menuju genangan dan mulai beraksi menghentakkan kakinya di air)
Tapi sayangnya, gemuruh mulai terdengar, rintik hujan mulai deras.
Ummi :"Yuk..udah mainnya"
Aiko :"Belom..aico belum" (masih tetap mainan air)
Ummi :"Hujannya deras, nanti lagi ya. Kalau sudah reda boleh main lagi".
Aiko :"Abang..abang..(menunjuk dua anak lelaki yang kebetulan lewat seberang jalan, berlari dibawah hujan, mereka girang)
Ummi : (sambil menuntun pelan ke teras agar tidak basah) "Abangnya mau pulang kerumah. Dicari umminya".
Aiko : (menatap kosong kepergian mereka)
Aiko :"Ummii..becek becek becek.."
Ummi :"Nanti ya tunggu reda"
Gelegar gemuruh terdengar keras saat itu.
Ummi :"Ada gludhuk (petir)"
Aiko : (Reflek mengangkat tangan berdo kalau ada petir, gaya berdoa tangannya digerak-gerakkan)
Ummi & Aiko :
"Subhanalladzi yusabbihur-ro'du bihamdihii wal-malaaa'ikatu min khiifatih".
(Maha Suci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memujin-Nya karena rasa takut kepada-Nya. QS. Ar-Ra'd: Ayat 13)
Reflek Aiko berdoa ketika ada petir tidak serta merta. Ada cerita yang mengiringinya. Jadi dulu sewaktu bayi, Aiko agak sensitif dengan suara. Suara desahan nafas pun bisa membangunkannya. Jadi, apa-apa musti pelan. Apalagi kalau ada petir, pasti akan kaget dan nangis kencang. Kemudian kami, mencoba mengajari berdoa. Setiap ada petir langsung dialihkan perhatiannya dengan mengangkat tangan dan bertasbih. Alhamdulillah lambat laun tidak takut lagi dengan petir atau suara keras. Malah menjadi kebiasaan baik.
Dan negosiasi berhenti main becek-becek belum usai ya mak.
Aiko : (masih terpaku belum mau beranjak dari teras, menatap hujan) "Mi...ummii..becek-becek.."
Ummi :"Nanti lagi ya.. Main didalam aja, main sepeda apa main pus?"
Suara petir kembali terdengar.
Aiko : (langsung balik badan seraya berkata.. "Pus aja"
Ummi :"Yok..main pus 😊, tapi cuci kaki dulu ya. Biar apaa? Berrr.....
Aiko :"Ciiihh.."
MasyaAllah, tabarakallah. Solehahnya ummi abati. Mengikuti alur pikiran dan keingian anak bayi perlu ekstra sabar dan telaten.
Yuk mak, mumpung hujan. Banyak-banyak berdoa kala hujan karena ini waktu berkah untuk memohon ampunan dan pinta kepada Sang Pemberi Hujan. Agar dikuatkan menjadi ibu, dilembutkan hatinya, dilapangkan sabarnya dan dikokohkan imannya. Aamiin ya Rabbalalamin.
Poin komunikasi produktif dengan anak hari ini :
🌸 Keep Information Simple and Short
🌸 Intonasi suara ramah
🌸 Jelas memberi pujian
🌸 Mengendalikan emosi
🌸 Mengganti perintah menjadi pilihan
Sampai cerita ini ditulis ulang, hujan masih setia mengguyur bumi Batam. Nyeessss... Dingin mak. Menunggu kumandang adzan Isya sambil meresapi wajah anak bayi yang sudah terlelap dalam mimpi indahnya 😘. Syahdu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sehangat cinta,
#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#instituteibuprofesional
#ratrifitriana
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kumandang adzan menyambut datangnya awan hitam. Bergumul mengumpulkan energi untuk mencurahkan beban yang dikandungnya. Tetesan hujan yang menambah keberkahan hari Jumat.
Seperti biasa, hujan adalah waktu yang dinanti anak bayi. Jika hujan pasti ada genangan depan rumah. Itu artinya, ada mainan kesukaannya, apalagi kalau bukan "becek-becek" (baca: mainan air digenangan, gaya ngomong becek-becek sambil hentak-hentak kaki 👶)
Hujan tak berlangsung lama. Walau cukup deras dengan angin kencang, sebentar saja sudah mulai reda. Namun tetesan gerimis belum enggan untuk berlalu.
Tak perlu waktu lama, anak bayi sudah gak sabar didalam rumah, sudah minta dibukain pintu.
Aiko :"Ummi...ayok..liat..luar" (sambil berdiri di depan pintu)
Ummi :"Aiko mau ngapain keluar?"
Aiko :"Liat..ujan.."
(Berjalan mendekati dan kemudian mendorong punggung, kiranya agar ummi bangun dari duduk)
Aiko :"Ummi...ayookk..."
Ummi :"Yaa..tapi ummi pakai jilbab dulu..mana ya jilbab ummi".
(Aiko meraih jilbab yang tak seberapa jauh dari jangkauannya)
Aiko :"Inii mii.."
Ummi :"Iya, terima kasih ya ambilin jilbab ummi".
Aiko :"Hu..uh". (Mengangguk)
---
Ceklek...pintu terbuka.
Aiko :"Mi...tetes..tetes
.iyaaa" (Dengan raut minta ijin. Tetes-tetes maksudnya menadahkan tangan ke tetesan air hujan yang jatuh dari atap).
Ummi :"Yaa.. Tapi jangan kejalan ya..masih hujan".
(Namanya juga Aiko, anak bayi comel yang pantang lihat air nganggur 😜)
(Berjalan kecil menjauhi ummi, mendekati genangan air)
Ummi :"Aikoo... Hayoo" (Nada menggoda)
(Terhenti langkah Aiko, tersenyum simpul menoleh ummi)
Aiko :"Mii..aico..becek-becek.."
Ummi :"Pakai topi dulu, masih gerimis"
Aiko :"Topi Baba".
Ummi :"Ya..pakai topi Baba. Topi Baba didalam ya.."
Aiko :"Ini mii.." (secepat kilat menggambil topi dan menyodorkannya)
(Dengan langkah girang menuju genangan dan mulai beraksi menghentakkan kakinya di air)
Tapi sayangnya, gemuruh mulai terdengar, rintik hujan mulai deras.
Ummi :"Yuk..udah mainnya"
Aiko :"Belom..aico belum" (masih tetap mainan air)
Ummi :"Hujannya deras, nanti lagi ya. Kalau sudah reda boleh main lagi".
Aiko :"Abang..abang..(menunjuk dua anak lelaki yang kebetulan lewat seberang jalan, berlari dibawah hujan, mereka girang)
Ummi : (sambil menuntun pelan ke teras agar tidak basah) "Abangnya mau pulang kerumah. Dicari umminya".
Aiko : (menatap kosong kepergian mereka)
Aiko :"Ummii..becek becek becek.."
Ummi :"Nanti ya tunggu reda"
Gelegar gemuruh terdengar keras saat itu.
Ummi :"Ada gludhuk (petir)"
Aiko : (Reflek mengangkat tangan berdo kalau ada petir, gaya berdoa tangannya digerak-gerakkan)
Ummi & Aiko :
"Subhanalladzi yusabbihur-ro'du bihamdihii wal-malaaa'ikatu min khiifatih".
(Maha Suci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memujin-Nya karena rasa takut kepada-Nya. QS. Ar-Ra'd: Ayat 13)
Reflek Aiko berdoa ketika ada petir tidak serta merta. Ada cerita yang mengiringinya. Jadi dulu sewaktu bayi, Aiko agak sensitif dengan suara. Suara desahan nafas pun bisa membangunkannya. Jadi, apa-apa musti pelan. Apalagi kalau ada petir, pasti akan kaget dan nangis kencang. Kemudian kami, mencoba mengajari berdoa. Setiap ada petir langsung dialihkan perhatiannya dengan mengangkat tangan dan bertasbih. Alhamdulillah lambat laun tidak takut lagi dengan petir atau suara keras. Malah menjadi kebiasaan baik.
Dan negosiasi berhenti main becek-becek belum usai ya mak.
Aiko : (masih terpaku belum mau beranjak dari teras, menatap hujan) "Mi...ummii..becek-becek.."
Ummi :"Nanti lagi ya.. Main didalam aja, main sepeda apa main pus?"
Suara petir kembali terdengar.
Aiko : (langsung balik badan seraya berkata.. "Pus aja"
Ummi :"Yok..main pus 😊, tapi cuci kaki dulu ya. Biar apaa? Berrr.....
Aiko :"Ciiihh.."
MasyaAllah, tabarakallah. Solehahnya ummi abati. Mengikuti alur pikiran dan keingian anak bayi perlu ekstra sabar dan telaten.
Yuk mak, mumpung hujan. Banyak-banyak berdoa kala hujan karena ini waktu berkah untuk memohon ampunan dan pinta kepada Sang Pemberi Hujan. Agar dikuatkan menjadi ibu, dilembutkan hatinya, dilapangkan sabarnya dan dikokohkan imannya. Aamiin ya Rabbalalamin.
Poin komunikasi produktif dengan anak hari ini :
🌸 Keep Information Simple and Short
🌸 Intonasi suara ramah
🌸 Jelas memberi pujian
🌸 Mengendalikan emosi
🌸 Mengganti perintah menjadi pilihan
Sampai cerita ini ditulis ulang, hujan masih setia mengguyur bumi Batam. Nyeessss... Dingin mak. Menunggu kumandang adzan Isya sambil meresapi wajah anak bayi yang sudah terlelap dalam mimpi indahnya 😘. Syahdu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sehangat cinta,
#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#instituteibuprofesional
#ratrifitriana
Comments
Post a Comment