Pra Bubsay : NHW Self Healing - Jurnal Syukur dan Afirmasi Diri
Bismillah..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hari ini Batam dilanda cuaca gundah gulana. Sedari pagi agak mendung namun tak kunjung turun hujan. Ditambah angin semilir yang menambah syahdu. Ditambah lagi diskusi sore ini tentang Inner Child. Banyak kelebat memori, peristiwa dan emosi masa lalu para mahasiswi bunsay baik yang positif maupun negatif yang membuat saya takjub dan bersyukur ada di kelas ini.
Lalu, apakah inner child itu? Inner Child merupakan pengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapat penyelesaian dengan baik (John Bradshaw, 1992). Dan merupakan hasil pengasuhan dari orang tua atau pengasuh terhadap diri kita yang terbawa sampai sekarang. Inner child bisa berupa pengalaman positif bisa juga negatif. Jika kita mendapat pengalaman positif maka perlu dirawat dan dipupuk agar pengalaman itu mampu kita salurkan ke generasi selanjutnya. Sebaliknya, jika pengalaman itu berupa pengalaman negatif, yang perlu kita lakukan adalah dengan menerima, melepaskan, memaafkan dan kemudian berubah. Ini adalah langkah dalam melakukan self healing untuk menghilangkan inner child negatif.
Harapanya adalah ketika kita mulai menjadi orang tua dan mengasuh anak, tidak ada lagi pengalaman masa lalu yang mengikuti, membayangi ataupun tanpa sadar kita terapkan kepada anak kita.
Sehingga, kita mampu mengasuh anak dalam kondisi bahagia dan ceria. Karena setiap anak berhak atas pengasuhan yang baik πΆπ.
MasyaAllah sekali ya materinya.. Berasa diingatkan kembali..sudah baikkah saya sebagai orang tua? Sudah pantaskah saya menjadi ummi bagi Aiko? Hiks hiks ..
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ
Selain menuntaskan masa lalu, jangan lupa ada NHW yang perlu dituntaskan juga π .
Kami diminta untuk menuliskan poin atau kejadian positif dan negatif yang terlintas ketika melakukan kilas balik. Kemudian disarankan melakukan self healing untuk menuju pengasuhan yang baik.
Dan, saya telah melakukan tahapan tersebut yang tergambar dari jurnal syukur serta afirmasi diri berikut ini :
JURNAL SYUKUR
Alhamdulillah, segala puji syukur hanya kepada Allah Ta'ala.
Saya bersyukur karena Allah telah tempatkan saya ditengah keluarga ini.
Saya bersuyukur atas kedua orang tua yang telah mengasuh tanpa pamrih.
Saya bersyukur atas semua cinta dan sayang yang mereka berikan.
Saya bersyukur atas perhatian dan kasih membersamai tumbuh kembang saya.
Saya bersyukur atas semua perjuangan yang dilakukan untuk membesarkan saya.
Saya bersyukur atas didikan lembut namun tegas.
Saya bersyukur atas doa-doa terbaik yang mereka panjatkan.
Tidak ada apapun yang pantas saya keluhkan kepada orang tua.
Tidak ada apapun yang perlu saya dendamkan.
Tidak ada apapun yang harus saya maafkan.
Karena mereka telah mengorbankan seluruh waktu, tenaga juga materiil hanya untuk saya.
Bukan mereka yang kurang, hanya saja saya sebagai anak yang belum sempurna berbakti kepada mereka.
Bukan mereka yang kurang, hanya saja saya yang kurang peka.
Bukan mereka yang kurang, hanya saja saya yang kurang sabar.
Dan sungguh, saya bersyukur telah terlahir dikeluarga ini ππ.
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ
AFIRMASI DIRI
Dalam KBBI, afirmasi (afir·ma·si) diartikan sebagai : n 1 penetapan yang positif; penegasan; peneguhan; 2 pernyataan atau pengakuan yang sungguh-sungguh (di bawah ancaman hukum) oleh orang yang menolak melakukan sumpah; pengakuan.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hari ini Batam dilanda cuaca gundah gulana. Sedari pagi agak mendung namun tak kunjung turun hujan. Ditambah angin semilir yang menambah syahdu. Ditambah lagi diskusi sore ini tentang Inner Child. Banyak kelebat memori, peristiwa dan emosi masa lalu para mahasiswi bunsay baik yang positif maupun negatif yang membuat saya takjub dan bersyukur ada di kelas ini.
Lalu, apakah inner child itu? Inner Child merupakan pengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapat penyelesaian dengan baik (John Bradshaw, 1992). Dan merupakan hasil pengasuhan dari orang tua atau pengasuh terhadap diri kita yang terbawa sampai sekarang. Inner child bisa berupa pengalaman positif bisa juga negatif. Jika kita mendapat pengalaman positif maka perlu dirawat dan dipupuk agar pengalaman itu mampu kita salurkan ke generasi selanjutnya. Sebaliknya, jika pengalaman itu berupa pengalaman negatif, yang perlu kita lakukan adalah dengan menerima, melepaskan, memaafkan dan kemudian berubah. Ini adalah langkah dalam melakukan self healing untuk menghilangkan inner child negatif.
Harapanya adalah ketika kita mulai menjadi orang tua dan mengasuh anak, tidak ada lagi pengalaman masa lalu yang mengikuti, membayangi ataupun tanpa sadar kita terapkan kepada anak kita.
Sehingga, kita mampu mengasuh anak dalam kondisi bahagia dan ceria. Karena setiap anak berhak atas pengasuhan yang baik πΆπ.
MasyaAllah sekali ya materinya.. Berasa diingatkan kembali..sudah baikkah saya sebagai orang tua? Sudah pantaskah saya menjadi ummi bagi Aiko? Hiks hiks ..
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ
Selain menuntaskan masa lalu, jangan lupa ada NHW yang perlu dituntaskan juga π .
Kami diminta untuk menuliskan poin atau kejadian positif dan negatif yang terlintas ketika melakukan kilas balik. Kemudian disarankan melakukan self healing untuk menuju pengasuhan yang baik.
Dan, saya telah melakukan tahapan tersebut yang tergambar dari jurnal syukur serta afirmasi diri berikut ini :
JURNAL SYUKUR
Alhamdulillah, segala puji syukur hanya kepada Allah Ta'ala.
Saya bersyukur karena Allah telah tempatkan saya ditengah keluarga ini.
Saya bersuyukur atas kedua orang tua yang telah mengasuh tanpa pamrih.
Saya bersyukur atas semua cinta dan sayang yang mereka berikan.
Saya bersyukur atas perhatian dan kasih membersamai tumbuh kembang saya.
Saya bersyukur atas semua perjuangan yang dilakukan untuk membesarkan saya.
Saya bersyukur atas didikan lembut namun tegas.
Saya bersyukur atas doa-doa terbaik yang mereka panjatkan.
Tidak ada apapun yang pantas saya keluhkan kepada orang tua.
Tidak ada apapun yang perlu saya dendamkan.
Tidak ada apapun yang harus saya maafkan.
Karena mereka telah mengorbankan seluruh waktu, tenaga juga materiil hanya untuk saya.
Bukan mereka yang kurang, hanya saja saya sebagai anak yang belum sempurna berbakti kepada mereka.
Bukan mereka yang kurang, hanya saja saya yang kurang peka.
Bukan mereka yang kurang, hanya saja saya yang kurang sabar.
Dan sungguh, saya bersyukur telah terlahir dikeluarga ini ππ.
πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ
AFIRMASI DIRI
Dalam KBBI, afirmasi (afir·ma·si) diartikan sebagai : n 1 penetapan yang positif; penegasan; peneguhan; 2 pernyataan atau pengakuan yang sungguh-sungguh (di bawah ancaman hukum) oleh orang yang menolak melakukan sumpah; pengakuan.
Dan afirmasi diri adalah pernyataan positif dan spesifik yang ditujukan ke diri sendiri.
Saya adalah pribadi yang penyabar.
Saya adalah pribadi yang penyabar.
Saya adalah pribadi yang perhatian.
Saya adalah pribadi yang stabil.
πππππ
SEMANGAT πͺ
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sehangat cinta,
Ratri Fitriana
Comments
Post a Comment