Kuliah Matrikulasi Batch 5, NHW#9 : Bunda Sebagai Agen Perubahan

NICE HOMEWORK #9

*BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN*

Bunda, kalau sudah menemukan passion (ketertarikan minat ) ada di ranah mana, mulailah lihat isu sosial di sekitar anda, maka belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat.
Rumus yang kita pakai :

PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE

Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.
Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.

Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.

Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.

Mulailah dari yg sederhana, lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.
Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.
Bagaimana caranya? Isilah bagan-bagan di bawah ini:

Selamat menjadi agen perubahan
Karena
_Everyone is a Changemaker_
(Setiap orang adalah agen perubahan)

Sampai jumpa di perkuliahan Ibu Profesional selanjutnya untuk bisa lebih memahami secara detil matrikulasi IIP ini.

Salam Ibu Profesional


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/


🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸



Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, segala puji syukur hanya kepada Allah sehingga saya bisa berada di pekan ke sembilan kelas matrikulasi. Kelas akan segera usai, tapi masih banyak "keteteran" yang perlu dibenahi. Semoga bisa istiqomah dan konsisten.

Sesi kali ini membahas peran ibu profesional sebagai bunda shaleha yakni bunda sebagai agen perubahan. Bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitar.

Membahas seberapa manfaat diri ini untuk orang lain rasanya kok naif sekali. Kontribusi apa yang sudah saya lakukan untuk masyarakat? Nihil. Hiks..hiks. Saya masih berkutat dengan diri sendiri, sibuk membenahi diri dan keluarga. Belum dimampukan untuk berkecimpung di masyarakat. Semoga ada saatnya bisa melingkar mekar, bermanfaat lebih banyak untuk lingkungan.

Cikgu dan buibu, ijinkan saya berkata jujur bahwa rancangan isu sosial di NHW#9 ini masih dalam tahap wacana, saya belum mampu untuk merealisasikan keluar. Semoga setelah saya selesai didalam keluarga sendiri, bisa mewujudkan rancangan ini segera. Mohon dukungannya.



Sampai saat ini saya masih konsisten untuk menjalani peran sebagai ibu dan istri sholehah di bidang pendidikan anak dan keluarga. Berawal dari perubahan status dari karyawan menjadi full time mother yang 24 jam di rumah akhirnya saya sedikit banyak terlibat dengan lingkungan sekitar. Menemani Aiko mengeksplorasi dunia luar jadi agenda wajib pagi dan sore hari. Sekedar jalan depan rumah atau keliling komplek. Tentunya banyak bertemu dengan anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Ada rasa khawatir ketika Aiko berada diluar. Khawatir bahwa dia berada di area yang tidak bisa saya kontrol iklimnya selayaknya didalam rumah.

Bermain dengan teman sebaya sangat mengasyikkan tapi akan menjadi mara bahaya ketika mereka mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, saling umpat, saling ejek walaupun itu lumrah menurut mereka. Tapi tidak bagi saya. Miris. Tambah miris ketika banyak orang tua yang juga berkata kasar dengan anaknya, membentak bahkan memarahi dan bangga menunjukkan kalau itu baik untuk anak. Astagfirullah..😞

Saya tidak bisa menyalahkan anak-anak karena mereka seperti itu pasti karena pengaruh lingkungan. Entah dari teman sepermainan maupun orang tuanya.

Beberapa bulan lalu saya menonton film India, Tare zameen par (like stars on earth), seorang guru mengkisahkan di kepulauan Solomon, ketika masyarakat ingin menumbangkan pohon yang besar dan akarnya kuat, yang tidak mampu mereka tebang dengan kapak. Mereka akan mengumpulkan orang-orang untuk memanjat ke atas pohon dan beberapa orang mengelilinginya dari bawah. Mereka akan berteriak sekencang-kencangnya berjam-jam selama empat puluh hari. Hasilnya, lama kelamaan daunnya akan layu, pohon mati dan tumbang dengan sendirinya. Bisa dianalogikan pohon itu adalah insan cilik yang sedang kita bersamai, bagaimana jadinya jika ia terpapar oleh kata yang buruk dan tinggi tiap hari. Jangan sampai ceritanya menjadi seperti pohon itu. Efeknya tidak secara langsung, tapi bertahap dan mematikan.

Sama halnya dengan yang diteliti oleh Dr. Masaru Emoto bahwa air mampu menerima segala bentuk pesan. Ketika air dikenai kata yang buruk, dia akan mengeruh. Ketika ia dikenai kata yang baik seperti doa maka akan terbentuk kristal heksagonal yang indah. Air yang membentuk tubuh kita sebanyak 70% juga demikian. Jika disugesti dengan kata positif maka akan membentuk tubuh yang sehat dan kuat. Jika sering terpapar kata tidak baik tentunya tubuh menjadi tidak baik. Apalagi, untuk anak-anak dimasa emasnya ketika trilyuan sel otaknya sedang berkembang pesat. Satu bentakan saja sudah mampu memusnahkan milyaran sel otak.

Dari sini saya punya ide untuk bersama-sama memperbaiki diri, untuk saya pribadi dan masyarakat sekitar. Membudidayakan pentingnya adab dan etika berbicara orang tua terhadap anak dan sebaliknya sesuai dengan ajaran Islam. Membentuk kelompok minimal para ibu untuk sharing kegiatan dan kendala dalam pengasuhan. Bersama mencari solusi terbaik. Mengadakan kajian tentang Islamic parenting khususnya tentang etika berbicara untuk menambah wawasan dan ilmu. Agar saling menguatkan dan berbenah bersama. Dan juga mengadakan konsultasi psikologi dan pendampingan terapi bagi anak dan orang tua yang membutuhkan.

Sasaran kegiatan ini tidak hanya untuk ibu-ibu. Tapi bagi calon ibu, calon ayah, ayah, nenek/kakek bahkan pengasuh pun perlu ikut dalam agenda ini. Karena merekalah yang kesehariannya berinteraksi dengan anak-anak.

Semoga dengan adanya kegiatan ini mereka menjadi paham akan adab dan etika berbicara sehingga akan berhati-hati dalam berkata, mampu mengajari anak kebiasaan berkata baik dan keharmonisan orang tua dengan anak terjalin hangat. Sehingga harapannya, lingkungan menjadi surga bagi anak-anak bermain dengan komunikasi yang baik dan lemah lembut. Seperti para penghuni surga yang senantiasa bertutur kata lemah lembut.

It takes a village to raise a child.

Allah SWT berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا   ؕ  اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, danl ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
(QS. Al-Isra': Ayat 23)

Allah SWT berfirman:

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا  
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.""
(QS. Al-Isra': Ayat 24)

* Via Al-Qur'an Indonesia https://goo.gl/MqhPUj

Salam (calon) Ibu Profesional

#RatriFitriana
#KuliahMatrikulasiBatch5
#NHW_9

Comments