Kuliah Matrikulasi Batch 5, NHW#2 : Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah sudah dua pekan saya menjalani kuliah matrikulasi di Institut Ibu Profesional. Walau sedikit terseok untuk hadir tepat waktu dikelas karena harus mengikuti jadwal anak bayi. Begitu hadir sudah terlambat, duduk manis dan menyimak. Duh berasa mahasiswa bayangan aja...maafkan daku cikgu.


Di pertemuan kali ini kami belajar “How to be profesional mother”, menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga.  Ada empat poin penting yang dipelajari, yaitu :

1. Apa itu Ibu Profesional?
Ø  Ibu yang bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh-sungguh mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

2. Apa itu Komunitas Ibu Profesional ?
Ø  Forum belajar para perempuan sebagai individu, istri dan juga ibu agar lebih berkualitas.

3. Bagaimana tahapan menjadi ibu profesional ?
Ø  Bunda Sayang – Bunda Cekatan – Bunda Produktif – Bunda Shaleha

4. Apa indikator keberhasilan ibu profesional ?
Ø  Menjadi “kebanggaan” keluarga

Kemudian pemantapan materi dengan Nice homework #2 : Checklist indikator profesionalisme perempuan sebagai individu, istri dan ibu. Apa saja indikator seorang dikatakan profesional secara individu, sebagai istri dan sebagai ibu. Kunci membuat indikator yaitu SMART : Spesifik(unik/detail)  – Measurable (terukur) – Achievable (bisa diraih, tidak mudah juga tidak susah) – Realistic (Nyata kehidupan sehari-hari) – Timebond (batas waktu).

Membuat checklist indikator = mengukur diri sendiri. Susah-susah gampang ya, seringnya kita menuntut orang lain untuk sempurna tapi diri sendiri masih compang-camping. Di indikator istri yang profesional adalah kebanggaan suami. Nah ini yang mesti tanya ke suami, dia mau istri profesional seperti apa.

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Ummi : ummi ada PR lagi loh, suruh buat indikator profesionalisme diri, istri dan ibu. (sambil nunjukin chat WA  NHW#2)
Abati  : yaaa yang bikin abati bisa leyeh-leyeh (sambil rebahan)
Ummi : isshhh (pakai emoticon mata melirik itu)
Abati : ya buat dulu, nanti tak cek.
Ummi : ya deh. Oiya, ini di grup pada baper karena materi ini, ini nih (sambil nunjukin chat ibu-ibu hebat) ada yang bingung anaknya selalu nginthil (ikut kemana pun pergi, ngekor), kan kasian juga kadang ibu juga ada masa lelahnya, stressnya juga, tapi anak karena maunya sama kita ya kemana pun maunya nempel. Kaya Aiko tuh, ga bisa jauh dari umminya.
Abati : (sambil baca chat WA) makanya gak ada ibu bijak, yang ada ayah bijak.
Ummi : emang kenapa?
Abati : ya bilang lah sama teman-teman ummi tu, ya gak apa-apa anak nempel terus. Bersyukur karena anak nempel terus, mumpung masih bisa nempel. Besok kalau udah besar ga bisa lagi, nanti anak udah nikah pergi sama suami/istrinya kita yang nangis-nangis. Ya ga apa-apa lelah, ya emang harus lelah. Ga usah baper.  
Ummi : angguk-angguk (inget Aiko yang selalu nempel , peluk anak bayi besar ummi abati)

----------------------------------------------------------------------------------------------

Baik, mari kita skip dialog intermezo orang tua ini, lanjut seriusan ngerjain Pe-eR. Agak tergopoh-gopoh buat nyelesain ini Pe-eR karena anak bayi maunya main terus, bobo cuma sebentar, kalau bobo sibuk urusan domestik, baru mau megang tugas eee udah bangun lagi sampaiiii malam..malam emaknya udah tepar..nak nak...😁

Checklist indikator profesionalisme perempuan :

1. Sebagai Individu
Bagi saya seorang perempuan dikatakan profesional ketika dia mengetahui hakikat dirinya sebagai hamba Allah, sebagai seorang anak, sebagai anggota keluarga dan sebagai bagian dari masyarakat. Dari tugas ini saya serasa diingatkan lagi, betapa setahun belakangan ini indikator saya sebagai hamba Allah sedikit mengendur. Perubahan dari single, menjadi istri kemudian ibu membuat saya tidak sedisiplin ketika masih sendiri. Baik nak, kencangkan lagi semangatmu! Apapun statusnya, kamu harus minimal sama atau lebih baik. Kalau lebih buruk itu bencana dan perlu tanggap darurat dengan segera. Alhamdulillah tersentil dengan tugas ini.


2. Sebagai Istri
Istri yang dalam bahasa Jawa disebut Garwa, Sigaraning nyawa (Sigar=belah, nyawa=nyawa) atau di Bahasa Indonesia artinya belahan jiwa atau bahasa anak gaulnya Soulmate. Kenapa istri yang sejatinya adalah diri lain dari suami harus profesional? Karena baik istri atau suami, keduanya saling mengisi, saling meyokong dan saling menguatkan. Ketika istri baik atau profesional maka insyaAllah suaminya juga seperti itu. Saya sedang berusaha menjadi istri yang membuat suami nyaman dan bahagia. Semoga Allah mudahkan.

3. Sebagai Ibu
Bagi saya anak-anak berhak lahir dari ibu yang baik. Yang baik seperti apa ? Yang akan menjadi cinta pertama anak-anaknya.  Al-ummu madrasah al-ula, ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ibu yang senantiasa memastikan yang terbaik untuk anaknya. Allah sudah terlalu baik menganugerahkan buah cinta yang perlu dirawat, disayangi dan dididik dengan baik yang kemudian pada akhirnya akan kita kembalikan padaNya dalam keadaan baik juga. InsyaAllah.

File checklist indikator bisa dilihat disini.

Nah, sudah terjawab semua, semoga apa yang saya tulis disini bisa istiqomah menjalaninya. Kita hanya berencana, Allah lah yang meridhoi dan memudahkannya. Ini adalah versi saya dan keluarga saya. Beda keluarga mungkin beda juga versinya ya ^_*. Mohon saran dan bimbingannya cikgu dan semua.

Terima kasih 💗

Salam (calon) Ibu Profesional

#RatriFitriana
#NHW_2
#KuliahMatrikulasiBatch5

  







Comments