Kuliah Matrikulasi Batch 5, NHW #3 : Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah

Bismillahirrahmanirrahim.

Kuliah pekan ketiga telah dimulai. Kali ini membahas tentang membangun peradaban dari dalam rumah. Materi yang cukup menantang. Kenapa peradaban yang notabene sesuatu yang besar tapi dimulainya dari ranah kecil, rumah.

Rumah adalah pondasi peradaban dimana istri dan suami sesuai amanah Sang Pemberi Kehidupan untuk mendidik anak keturunan sesuai dengan kehendak-Nya, bukan sesuai kehendak kita.



Dimulai dengan pembersihan diri terhadap luka-luka masa lalu yang masih tertinggal tapi tidak disadari. Warisan pengasuhan orang tua dahulu terhadap kita yang membayangi pola pengasuhan kita terhadap anak disaat ini. Warisan pengasuhan ini dan luka-luka masa lalulah yang harus kita sisihkan. Dari saat sebelum kita menginjak dunia pernikahan, kita maafkan dan kita ikhlaskan apapun yang telah terjadi. Memasuki pernikahan, kita perlu berkolaborasi dengan suami untuk menemukan misi spesifik keluarga, menemukan potensi unik anak keturunan dan peranan keluarga kita bagi lingkungan sekitar. Sehingga kita mampu mendidik anak sesuai jalur-Nya. Sebagai tambahan, bagi orang tua tunggal (single parent), memaafkan luka pasangan itu hal mutlak dan ketika kita mampu menemukan kenangan bahagia bersama pasangan dulu, kita perlu mentransfer energi positif itu ke anak. Kenapa dalam ketiga jenjang tadi perlu memaafkan keadaan? Karena, orang yang belum selesai dengan masa lalunya, akan menyisakan banyak luka ketika mendidik anak kelak.

Mendidik anak sesuai dengan jalan-Nya perlu usaha ekstra. Proses pencarian misi pernikahan, potensi anak, peran produktif keluarga adalah proses yang memerlukan pemikiran yang matang.

Dikuliah matrikulasi sesi tiga ini, kami dibantu untuk menemukan misi pernikahan, menemukan potensi anak, menemukan arti keluarga kami dan menemukan misi spesifik keluarga. Yang dijabarkan di Nice Homework #3.

Penjabarannya ada dibawah ini :

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Surat Cinta, hmmm.
Sepertinya sepanjang pernikahan ini belum pernah buat surat cinta. Tanya kenapa? Karena saya bukan tipe yang terlalu romantis pun suami juga begitu. Tapi baiklah mari kita coba.

Hari Rabu siang saya persiapkan suratnya, dengan kertas berbackground hello kitty, mulai tergores kata Bismillah.. Belum mampu melanjutkan kata... Ya Allah, ada sekelebat kenangan sebelum menikah, kenapa ya saya jatuh cinta sama orang ini. Tak serupawan Nabi Yusuf, tak selembut Nabi Yahya, tak sebijak Abu Bakar, tak setangguh Umar pun tak seromantis Rasulullah, tapi dia yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sebagai suami saya. Hanya beberapa kalimat saja yang bisa tertulis, bagaimana saya begitu berterima kasih saat ini bersamanya. Itu saja.

Rencana hari besoknya mau saya masukin ke kotak nasi. Biar surprise. Sip, sudah selesai.

Dan malam tiba, ada sedikit insiden. Mi, udah masak nasi buat sahur? | Hah?, emang besok hari apa puasa? | Kamis lah | Masaaakkk ? ( dasar emak-emak lupa hari), ya masak nanti aja. Pura-pura pasang tampang kalem, padahal udah buyar rencana mau masukin surat cinta ke kotak nasi. Langsung sibuk nyalin ke email. Besok diemail saja.

Dan pagi pun datang, karena kami nonton anime Usagi dorropu sampai larut alhasil bangun kesiangan gak jadi puasa. Ampuni kami ya Allah. Anime ini ringan jalan ceritanya, bagus banget. Cerita tentang seorang anak yang kehilangan ayah dan bertemu dengan seseorang yang mendadak dipaksa menjadi ayah. Melepas pergi kerja sambil masukin surat ke kotak nasi. Mari kita lihat responnya nanti siang.

Dan siang pun datang, ting..bunyi WA dengan poto si surat. Hanya emoji lope-lope yang ada. Saya sudah menduga, jangan terlalu berharap akan mendapat rentetan kata, oh sayangku terima kasih... ,oh duhai cinta ...., oh belahan jiwa bla bla. Jangan. Jangan berharap. Sudah tahu seperti apa karakternya. Jadi kuatkan lah wahai hati. Dan terima lah dengan ikhlas.

Dan malam kembali datang. Jadi, apa komentar suratnya? Cuma lope-lope aja | Ya itu sudah mewakili semua nya kan.



Nah, begitu lah. Tidak terlalu banyak romansa diantara kami. Kami adalah tipe pasangan yang tidak terlalu suka mengumbar cinta. Bagi kami cinta itu terlalu sakral untuk sekedar dibuat gombalan. Yang menaruh cinta jauuuhhhh direlung hati dan di ekspresikan dengan perilaku.

Hari berlalu tanpa beda. Sudah rencana mau posting PR ini. Tapi hari ini sepulang kerja, abati kasih Aiko kertas. Kasih ummi Aiko | Itik itik itik anak bayi jalan sambil bawa kertas | Apa Aiko? | Katanya suruh balas surat | Oh...hahahahhaha. Suamiku luluh juga, saya dapat surat cinta pertama. Perlu perayaan nih.

Dan rencana malam mau upload tugas ini. Sebelum upload jalan-jalan di Facebook dulu. Lahh... Ketemu komen mak fasilitator sama suami disuruh balas surat. Hmmm...ternyata ya, bahagia yang tadi kurasa sirna sudah. Memang benar kata Ust. Salim A Fillah, kalau suami itu makhluk yang perlu "dicolek" dulu. Dia bukan makhluk yang bisa dikode. Jadi buat mak-emak kalau ke mall nglirik baju jangan bilang ihh gamisnya warnanya cantik ya Yah. Udah pasti cuma angguk dan bilang iya. Lebih manjur kalau dipegang tangannya langsung to the point, Yah, bajunya bagus, boleh beli? Hehehe.

Bagi saya, suami adalah skenario terbaik yang telah Allah tetapkan. Saya ridho, saya ikhlas dan saya bahagia bersamanya.

Seperti ketika adegan Inoue saat akan pergi meninggalkan Inchigo dalam anime Bleach, satu pesan yang membuat saya juga berkali-kali jatuh cinta pada suami saya.

"There are a lot of things I wanted to do. I wish I could have five lives. Then I could have been born in five different towns. And eaten five lifetimes worth of food and had five different careers, ..... And fallen in love with the same person five times.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Aiko saat ini berusia 15 bulan. Ia sedang berada dalam fase emas pertumbuhannya. Dan Alhamdulillah mulai bisa berjalan sendiri 3 pekan yang lalu. Dia memerlukan waktu cukup lama untuk berani berjalan sendiri tanpa bantuan. Waktu untuk menguatkan otot-otot kakinya dan waktu untuk menunjukkan bahwa ia mampu sendiri. Beriring dengan itu daya eksplorasinya mulai meningkat. Banyak hal baru yang selalu ia tunjukkan yang selalu membuat kami berucap "MasyaAllah, Alhamdulillah". 

Diusia ini kami "mulai" menemukan beberapa potensi Aiko, antara lain:

1. Fisiknya mulai kokoh. Seiring bertambahnya usia, otot-ototnya mulai kuat. Ditambah sudah bisa berjalan, semakin aktif dan lincah. Seluruh area rumah mulai disusuri bolak-balik tanpa henti sambil inspeksi benda-benda yang menurut ia menarik. Jemuran baju, botol bekas, plastik sampai cicak kena sasaran. 

2. High curiosity, rasa ingin tahu yang tinggi. Sangat lumrah diusia ini yang ingin terus mengeksplorasi lingkungan sekitar. Rasa ingin tahunya ini sangat baik untuk membatu perkembangan otak dan fisiknya. Selalu ingin tahu apa itu, apa ini. Dan kami harus siap menjawab. Aiko memang belum bisa bicara tapi kami paham ketika dia bilang eco..co..(baca:itu tu) sambil tunjuk tangan artinya kami harus menjelaskan apa itu atau dia ingin melihat lebih dekat. 

3. Peniru ulung. Selalu ingin meniru apa yang orang lain lakukan. Baik dalam hal tindakan, pakaian dan makanan. Selalu ingin menyamakan diri dengan sesuatu. Bahkan saat dia melihat buku dengan kelinci berdiri dengan kaki terangkat sontak saja dia langsung ambil posisi berdiri dengan tangan diperut berdiri disamping buku lalu dengan bangga menunjukkan kepada kami prestasinya 😀. Dan ini selalu diulang-ulang. Dari situ kami mulai ajarkan kebiasaan hidup baik yang sederhana supaya dia bisa mencontoh seperti ikut sholat berjamaah, mencuci tangan, membuang sampah kecil, dll. Anak adalah peniru ulung dan ia selalu meniru dari orang terdekatnya. Orang terdekatnya adalah orang tuanya. 

4. Paham beberapa instruksi sederhana. 
Kemampuan memahaminya cukup berkembamg dengan sempurna bagi kami. Ia cukup mampu untuk memahami instruksi sederhana seperti duduk, buka pintu, ambil sapu, buang sampah, lepas sepatu, dsb. Walaupun masih harus dibimbing. 

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Mencari kekuatan potensi diri. Dalam Stifin, saya adalah orang Intuiting ekstrovert (Ie). Intuiting ekstrovert adalah bentuk kepribadian yang berbasiskan kecerdasan indera keenam (intuisi) yang bergerak dari luar ke dalam. Kepribadian ini memiliki kekhasan yaitu kreativitas yang meruang (spatial). Saya dideskripsikan memiliki sifat atau potensi : inspiring, solver, benchmarker, expresive, respectful, assemblies, detective, selective dan romantic.Yang romantis hanya satu dua waktu saja. Haha.

Allah takdirkan saya dikeluarga ini, menjadi seorang istri sekaligus ibu adalah skenario terbaik. Allah memberi amanah tersebut karena saya mampu untuk menjadi penyeimbang, pembangkit semangat, penghangat di keluarga ini. Allah hadirkan saya dikeluarga ini, semoga saya menjadi hamba yang bermanfaat yang mampu membawa keluarga ini bahagia dunia akhirat bersama-sama dengan dukungan suami. 

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Saat ini kami tinggal sebagai warga minoritas disebuah lingkungan. Kurang lebih dua tahun kami pindah kesini. Sebelum kehadiran Aiko, kami masih merasa baik-baik saja, karena saya dan suami bekerja jadi jarang dirumah. Kemudian Aiko hadir dan saya mulai full dirumah, ternyata banyak hal yang tidak "sreg" dihati. Dari sisi aqidah, adat istiadat, etika, bahasa sampai gaya pengasuhan. Ingin rasanya kami pindah ke tempat lain.

Tapi intinya bukan pada dimana engkau tinggal. Teringat suatu kata, daripada mengutuki kegelapan, lebih baik menyalakan lilin. Daripada kami harus meratapi keadaan lingkungan kami, lebih baik kami memantaskan diri kami sebagai hamba yang baik. Allah sedang menempa kami untuk menjadi orang sabar, sabar terhadap keadaan, sabar tehadap lingkungan yang tidak baik. Allah sedang menempa kami menjadi orang yang bersyukur. Allah sedang membentuk kami menjadi orang tua yang mampu menjadikan anak sholih diantara banyak tantangan. Allah sedang menempa kami menjadi warga masyarakat yang baik.

Semoga kelak Allah kumpulkan kami bersama orang yang baik (baca: sholeh) dan tempat yang baik. Seperti kala Nabi Nuh AS berdoa : Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat (QS. Al Mukminun : 29).  

Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Peran spesifik keluarga ibarat di suatu perusahaan, adalah spesialisasi pekerjaan. Peran apa yang akan diambil untuk melalui drama kehidupan ini. Ini berkaitan dengan visi dan misi keluarga. Tatanan terkecil dalam masyarakat tapi menjadi pusat terbesar peradaban dunia. 

Awal menikah visi misi saya dan suami mungkin sama seperti yang lain, menyempurnakan agama, membina keluarga sakinan, mawadah dan warahmah. Klies sekali. 

Ternyata gagasan kami kurang tepat. Menurut Ust. Harry Santosa, visi atau cita-cita adalah apa-apa yang ingin dicapai apabila seseorang atau keluarga telah menjalani misi atau peran spesifiknya. Misi atau peran spesifik adalah hal-hal unik yang dilakukan sebuah keluarga yang berbeda dari keluarga lainnya yang mampu memberi manfaat untuk diri, keluarga, dan lingkungan sekitar. 

Setelah tahu arti visi dan misi kami baru ngeh ternyata visi misi kami masih terlalu umum belum spesifik. Akhirnya rembugan keluarga dijalankan. Setelah menimbang, menelaah, memilah, akhirnya kami memutuskan bahwa visi dan misi keluarga kecil kami adalah sebagai berikut : 

Visi dan Misi Keluarga Ifan dan Ratri.

Visi : Menjadi keluarga yang bahagia dunia dan akhirat. 

Bahagia : memiliki istri sholehah/suami sholeh, memiliki anak yang sholeh/sholehah, al-hafidz dan produktif.


Misi :
🌹Mendidik generasi keturunan yang berkomitmen dalam akidah Islam.
🌹Mendidik generasi keturunan yang mencintai Al-Quran dan sunnah.
🌹 Mendidik generasi keturunan yang berakhlak mulia
🌹 Mendidik generasi keturunan yang berperan dalam peradaban dunia

Dimasa akhir zaman ini, memiliki generasi keturunan yang baik secara agama nan sholeh sholehah menjadi prioritas kami. Ditengah banyaknya godaan maksiat dan keburukan akhir zaman yang selalu datang dari arah mana saja yang merusak setiap insan yang baik. Misi ini juga untuk mempersiapkan anak-anak generasi Islami yang akan membuat dunia lebih baik. Sehingga kelak, ketika kami sampai pada batas perjalanan bertemu Sang Maha Hidup, kami akan mengembalikan anak-anak ini sesuci, sebaik, selembut ketika mereka dihadiahkan kepada kami. InsyaAllah.

Semoga Allah memperkenankan misi ini kami emban. Semoga Allah sayangi, ampuni dan mudahkan urusan kami. 

رَبِّ Ù‡َبْ Ù„ِÙŠْ Ù…ِÙ†َ  Ø§Ù„صّٰÙ„ِØ­ِÙŠْÙ†َ
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.""
(QS. As-Saffat: Ayat 100)

Salam (calon) Ibu Profesional
Sehangat Cinta,


#RatriFitriana
#NHW_3
#KuliahMatrikulasiBatch5




Comments